Rahmat Bandaso, Mantan Wakil Wali Kota Palopo, Dinilai Gagal sebagai Politisi

Palopo — Rahmat Bandaso, mantan Wakil Wali Kota Palopo, kembali menuai sorotan tajam dari internal Partai Golkar dan masyarakat luas. Dinilai gagal dalam membangun kepercayaan politik, RMB, sapaan akrabnya, berulang kali tak berhasil meraih simpati publik, baik dalam pemilihan Wali Kota Palopo pertama maupun dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Kekecewaan terhadap figur RMB memuncak saat menjelang Pilwalkot, ketika ia yang menempati nomor urut 3 justru memilih meninggalkan arena pertarungan politik secara tiba-tiba. Keputusan itu dianggap sebagai bentuk ketidakbertanggungjawaban yang melukai hati para pendukungnya dan mengacaukan soliditas tim pemenangan. Bahkan dalam PSU, ketidakhadirannya memperkuat kesan bahwa RMB tak lagi memiliki komitmen terhadap perjuangan kolektif.
Ironisnya, di tengah kegagalan yang berulang dan surutnya dukungan, RMB masih berupaya mencalonkan diri, diduga hanya demi memperoleh posisi tawar politik kemungkinan untuk bergabung dengan calon unggulan. Langkah ini dinilai sangat tidak etis dan memperlihatkan kecenderungan mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok kecil, tanpa mempertimbangkan perasaan pendukung maupun loyalitas terhadap partai yang telah membesarkannya.
Selama menjabat sebagai Wakil Wali Kota, RMB juga dinilai tidak menunjukkan perhatian maupun kontribusi berarti bagi Partai Golkar. Ia gagal mempertahankan posisi strategis sebagai Ketua Golkar Palopo, dan kepemimpinannya dianggap tidak membawa manfaat signifikan bagi partai maupun masyarakat. Tak heran jika akhirnya internal partai memutuskan untuk mencopotnya dari jabatan tersebut.
Baca juga:
Dosen UNIFA Terbitkan 4 Buku sebagai Wujud Dedikasi Akademik
Lebih jauh, rekam jejak RMB sebagai pejabat publik pun tak lepas dari kontroversi. Beberapa kasus yang menyeret namanya semasa menjabat disebut-sebut menjadi alasan tambahan mengapa ia tak lagi layak dipercaya untuk menduduki jabatan politik, baik di partai maupun di pemerintahan.
Partai Golkar dan masyarakat Palopo kini dihadapkan pada pilihan penting untuk tidak lagi memberikan ruang bagi figur yang dianggap tidak konsisten, tidak loyal, dan terlalu mengedepankan kepentingan pribadi. Evaluasi menyeluruh atas kiprah RMB diyakini menjadi langkah tepat untuk menyelamatkan marwah partai sekaligus menjaga harapan rakyat akan hadirnya pemimpin yang benar-benar peduli dan bertanggung jawab. (*)
Comments (0)
There are no comments yet