Gantikan Styrofoam, Dua Mahasiswi Unpad Ciptakan Kemasan Makanan Dari Sekam Padi Dan Kulit Singkong

Sumedang - Dua mahasiswi Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Industri Kimia Universitas Padjadjaran (Unpad), Diah Nur Oktavia dan Hasya Zafira, berhasil meraih prestasi lewat inovasi kemasan ramah lingkungan (biopackaging) berbahan sekam padi, kulit singkong, dan kulit jeruk.
Dilansir laman resmi Unpad, karya mereka yang berjudul “BIOSTAY : Biopackaging Berbasis Selulosa Limbah Kulit Singkong dan Sekam Padi dengan Formulasi Antioksidan Kulit Jeruk untuk Mendukung Green Economy dan Transformasi Bisnis Digital", ini terpilih sebagai salah satu dari lima karya terbaik di AIGIS Green Scientific Competition yang digelar Kementerian Perindustrian.
Inovasi ini berangkat dari keprihatinan Diah dan Hasya terhadap pengelolaan limbah yang masih kurang optimal, terutama menumpuknya sampah stirofoam yang kerap digunakan sebagai kemasan makanan.
Padahal, mengutip Colgate University, stirofoam termasuk bahan yang tidak dapat terurai secara alami sekaligus tidak bisa didaur ulang. Limbahnya bisa bertahan hingga 500 tahun di lingkungan sehingga menimbulkan penumpukan sampah yang serius. Oleh karena itu, diperlukan alternatif kemasan yang lebih ramah lingkungan.
“Kita melihat sangat banyak limbah stirofoam yang digunakan untuk mengemas makanan. Lalu kita dapat ide, bagaimana menggantikan stirofoam itu dengan biopackaging yang food grade. Lalu kita cari bahan yang bisa digunakan untuk membuatnya, ketemulah kulit singkong, sekam padi dan kulit jeruk,” ungkap Hasya, dikutip dari laman Unpad, Kamis (18/9/2025).
Ketiga bahan itu merupakan limbah pertanian yang mudah dijumpai. Diah menambahkan, tujuan inovasi mereka adalah mengolah limbah menjadi produk bermanfaat sekaligus mengurangi penumpukan sampah di lahan pertanian.
Baca juga:
"KPK Beberkan Kronologi OTT Bupati Kolaka Timur Abdul Azis dalam Kasus Korupsi RSUD"
Masing-masing bahan punya peran berbeda dalam menciptakan kemasan ramah lingkungan. Sekam padi dimanfaatkan sebagai struktur penguat (agregat) karena mengandung hemiselulosa dan selulosa yang membuat kemasan lebih kokoh. Kulit singkong yang kaya selulosa berfungsi sebagai pengikat alami untuk memperkuat struktur biopackaging.
Sementara itu, ekstrak kulit jeruk ditambahkan untuk memastikan kemasan tetap aman dikonsumsi. Kandungan antioksidan dan antibakterinya membantu menjaga kualitas sekaligus mendukung prinsip food grade.
“Kita memang menambahkan beberapa formulasi tambahan, tapi kita pilih bahannya yang food grade dan biodegradable (bahan yang terurai secara alami),” tambahnya.
Comments (0)
There are no comments yet